Menjadi Teman bagi Anak, Apa Salahnya?

Generasi muda merupakan penerus cita-cita bangsa. Bangsa yang kuat di mulai dari generasi yang kuat pula. Kuat dalam intelektual, emosional, kreatifitas, spiritual, toleransi, dan daya juang. Karakter generasi muda hendaknya dibentuk saat masa masih dalam rawatan orang tua dan dilanjutkan saat anak mengenyam pendidikan, dimulai dari tingkat yang paling dasar hingga pendidikan tinggi. Keluarga merupakan pondasi bagi anak untuk belajar, jika lingkungan dan yang di tangkap anak tidak baik akan berimplikasi pada pertumbuhan selanjutnya. Anak diusia dini cenderung menirukan apa yang ia tangkap. Jika ini dibiarkan akan berdampak akan sikap dan perbuatan yang tidak baik pula. Sebagai ranah pendidikan pertama hendaknya orang tua, memberi perhatian pada anaknya, memberikan stimulus yang baik bagi anaknya. Dengan harapan kelas akan menjadi pribadi anak yang baik.
Peran orang tua, setelah anaknya masuk ke jenjang pendidikan janganlah melepaskan perannya. Anak diberi keleluasaan bersosialisasi dengan dunia luar, tetapi orang tua tetap memantau perkembangan anaknya. Bukan berarti memantau itu mengikuti kemanapun anak pergi. Tapi setidaknya dekati anaknya jangan sampai terjadi jarang yang luas antara anak dan orang tua. Jika dibiarkan maka anak akan merasa tidak mendapat perhatian dari orang tua, dan akan berimplikasi mencari perhatian orang tua. Mencari perhatian ini bisa dengan cara-cara yang negatif, munculnya kenakalan-kenakalan. Ini yang perlu mendapat perhatian orang tua. Biasanya hal ini terjadi saat anak masuk jenjang Sekolah Dasar (SD)
Dijenjang pendidikan yang lebih tinggi, anak tumbuh di masa-masa puber. Sudah mulai tertarik akan lawan jenis. Apakah ini baik? Hal ini wajar saja. Lalu bagaimana menyikapi anak dalam masa ini?
Saat masa tumbuh anak mencapai tahap ini, orang tua juga jangan sampai menjaga jarak, jadilah layaknya teman bagi mereka, mereka butuh perhatian, pendapat dan kadang nasihat. Tapi jangan sekali melarang anak secara frontal. Anak akan berontak. Lakukan pendekatan ajak anak untuk berbicara tentang masalah-masalah yang dihadapinya. Dampingi mereka
Share:

No comments:

Post a Comment